Jumat, 16 November 2012

I Believe In God

TUHAN adalah zat yang tak pernah bisa kita artika dari segi manapun. Banyak dari agama atau kepercayaan manapun mendefinisikan TUHAN nya masing-masing secara berbeda-beda. Tentunya TUHAN adalah zat yang menciptakan seluruh makhluk yang ada di jagat raya ini. TUHAN dipercayai memiliki kemampuan tanpa batas karena Dialah yang maha Satu, Maha Besar dan Maha Pencipta. TUHAN juga dipercayai sebagai zat yang tak kenal lelah.
Setiap manusia diajarkan sejak kecil tentang siapa TUHANnya. Manusia diajarkan mengenai bagaimana cara kita untuk bersikap ketika berhadapan denganNya. Kita memang tak pernah melihat wujudNya secara langsung dan pasti namun kita bisa sangat percaya terhadapnya. TUHAN adalah zat yang Maha Mengetahui segalanya dan Yang Maha Mengabulkan setiap do'a, permintaan dan keinginan setiap umatnya.
Banyak bentuk pembelaan setiap umat beragama di seluruh dunia ini terhadap TUHANnya. Namun, jika kita ditanya sudahkah kita tunaikan segala bentuk tanggung jawab kita terhadap TUHAN? Belum tentu kita bisa menjawabnya. Setiap makhluk pasti tak pernah bisa bohong jika ia ditanya dalam lubuk hatinya yang paling dalam tentang siapa yang paling ia sayang? Pasti ia akan menjawab TUHANnya. Karena lubuk hati kita yang paling dalam dipercaya sebagai penghubung atau sarana komunikasi kita dengan TUHAN. Percayalah banyaklah berdo'a dan tekunlah dalam beribadah agar TUHAN bisa lebih menyayangi, membela dan mengasihi kita bukan hanya dengan membelaNya saja, karena TUHAN lebih mengerti tentang apa yang harus TUHAN lakukan.

Berdasarkan teori atau pendekatan yang digunakan, paham ketuhanan yang beraneka penjelasan tersebut dapat dikelompokkan sebagai berikut:
  • Dalil Logik. Sesuatu yang tidak dapat dilihat atau diindrakan tidak mesti tiada. Sekiranya kita tidak dapat melihat atau mengindra nyawa, tidak berarti nyawa itu tidak ada. Sekiranya cetusan eletrik dalam otak diukur sebagi nyawa, komputer yang mempunyai prinsip yang sama masih tidak dianggap bernyawa.
  • Dalil Kejahatan di Dunia. Tuhan telah memberi peringatan agar manusia berbuat baik pada sesama manusia, dengan balasan siksaan yang keras kepada mereka yang ingkar. Adanya kejahatan yang diamalkan oleh manusia di bumi adalah pilihan manusia itu sendiri. Kejahatan adalah keadaan di mana ketiadaan kebaikan. Barangsiapa mengerjakan perbuatan jahat, maka dia tidak akan dibalas melainkan sebanding dengan kejahatan itu.
  • Dalil Kesempurnaan. Tuhan adalah sempurna dari segala sifat kecacatan. Dengan itu, mengatakan Tuhan tidak mampu adalah salah. Sebagai contoh: "Adakah Tuhan itu berkuasa untuk menciptakan satu batu yang terlalu berat, yang tidak mampu diangkat oleh dirinya sendiri?" menunjukkan keinginan meletakkan sifat manusia kepada Tuhan. Berat adalah hukum yang dicipta Tuhan, berat suatu benda di bumi belum tentu sama dengan berat benda tersebut di angkasa. Berat tidak membawa arti apa-apa di alam ghaib.
  • Dalil Kosmologikal. Dari segi kosmologi, Tuhan seharusnya wujud sebagai punca kepada kewujudan alam. Dengan premis "segala sesuatu itu berpunca", maka adalah tidak masuk akal untuk mengatakan alam ini wujud tanpa mempunyai punca,yakni Tuhan. Di alam ini semuanya tersusun dengan hukum-hukum yang tertentu dengan ketentuan Tuhan, yang mana dari segi sains pula dikenali sebagai hukum alam.
  • Dalil Antropofik. Kewujudan manusia dan fitrahnya untuk mengenal tuhan sudah membuktikan kewujudan Tuhan.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar